LAMPUMERAHNEWS.ID
Jakarta - Polemik penetapan Ketua RW 011 Kampung Sawah, Kelurahan Semper Timur, Kecamatan Cilincing, Kota Administrasi Jakarta Utara secara sepihak oleh Lurah terus bergulir.
Bahkan, salah satu Calon Ketua RW, Supriadi yang menjadi peraih suara terbanyak nomor dua dengan perolehan 428 suara menegaskan akan menempuh jalur hukum terkait penetapan tersebut.
Hal ini diungkapkannya usai pertemuan yang digelar di Ruang Fatahilah, Lt 2 Kantor Walikota Jakarta Utara, Jumat (11/7/2025). Menurutnya apa yang telah dilakukan Lurah Semper Timur, Tien Septimar adalah perbuatan melawan hukum
"Kami akan mengambil langkah hukum tidak hanya terkait SK Penetapan, melainkan adanya unsur pemalsuan data yang dilakukan pihak kelurahan. Alasannya Panitia Pemilihan belun menentukan pemenang, Lurah sudah mengeluarkan SK Penetapan," jelasnya.
Dia menambahkan, selain itu dia juga merasa sebagai pihak yang dirugikan karena ada biaya yang dikeluarkan setiap calon. Jadi secara materil pihaknya menjadi korban yang dirugikan.
Kemudian Supriadi juga menegaskan akan mengambil langkah menggugat SK Penetapan, Abu Bakar sebaga Ketua RW 011 Kampung Sawah yang dilakukan Lurah ke Pengadilan Tata Usaha Negera (PTUN).
"Sebenarnya untuk memenuhi rasa keadilan, kami juga memberikan solusi kepada Lurah untuk mencabut SK tersebut dan melanjutkan pemilihan ke putaran kedua. Namun tadi Lurah sepertinya ngotot tidak mau mencabut," ujarnya.
Gugatan Supriadi atas SK Penetapan Ketua RW 011 Kampung Sawah yang dilakukan Lurah menambah panjang daftar kekisruhan yang terjadi. Padahal pada Selasa kemarin Bagian Tata Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Utara baru melaksanakan mediasi atas polemik yang terjadi.
Hanya saja, mediasi tersebut sia-sia karena para pihak tidak menemukan solusi alias deadlock. Warga bahkan berkali-kali meminta kepada Walikota Jakarta Utara, Hendra Hidayat untuk mencopot kedua pejabat Lurah Semper Timur dan Camat Cilincing.
"Karena sepertinya kedua pejabat ini punya kepentingan dan tidak netral. Ini terlihat dari tidak mampu mereka menyelesaikan persoalan yang ada. Padahal masalahnya sepele yakni kecurangan panitia pemilihan," jelasnya.
Usai pertamuan, Kepala Bagian Tata Pemerintahan (Tapem) M Alwi menolak memberikan komentarnya dengan melempar kepada anak buahnya, Yoga. Anehnya Yoga pun tidak mau memberikan keterangan apapun kepada media.