-->
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIBqT-OUa9jEiq7Y9uWvEHU21SukZMSTRfLaLx0KdplJ_yfjH-i7OPr8bce05ALbCWpWjujNUD4MVagpNnbneabAIH3qHmMkP-uGzdd_my4I7drwKvgG1F_ZM7b6R7CieebuQjCxQJ8TI3mYiVWyF-TSJ7KX9lE3xDHHZlwljYMKhxPV41s9zoOtqn0Tk/s1350/1001703115.png"

Aceh Jajaki Kerja Sama Peternakan dan Pertanian dengan Australia Utara, Dorong Ekonomi Rakyat dan PAD

lampumerahnews
Rabu, 29 Oktober 2025, 22.02 WIB Last Updated 2025-10-29T15:02:11Z



Lampumerahnews.id

Jakarta – Pemerintah Aceh terus membuka ruang investasi baru yang diharapkan mampu menggerakkan ekonomi rakyat dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Langkah ini terlihat dari pertemuan antara Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, dengan Menteri Pertanian dan Perikanan Wilayah Utara Australia, Hon. Gerard Maley, di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Senin malam, 27 Oktober 2025.


Dalam pertemuan tersebut, Muzakir Manaf—yang akrab disapa Mualem—membahas peluang kerja sama di sektor peternakan sapi, pembibitan, hingga pengembangan pertanian. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Aceh siap membuka investasi di bidang yang bersentuhan langsung dengan masyarakat tani dan peternak, karena sektor ini selama ini menjadi tulang punggung ekonomi daerah.


“Pemerintah Aceh siap melakukan kerja sama ini dan terbuka peluang bagi investor yang melakukan investasi di bidang peternakan. Karena, terkait dengan perkembangan peternakan sapi atau pembibitan sapi, kami ada lahan, dan kami akan siapkan itu,” ujar Mualem.


Ia juga menambahkan, kerja sama ini tidak hanya berpotensi memperkuat kemandirian pangan daerah, tapi juga mendorong terbentuknya rantai ekonomi baru di tingkat lokal. Dengan lahan luas yang tersedia dan tenaga kerja yang siap, Aceh dinilai memiliki posisi strategis untuk pengembangan peternakan modern sekaligus pusat distribusi daging ke berbagai wilayah.


Selain peternakan, peluang kolaborasi juga mencakup sektor pertanian yang menjadi fokus utama pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan. Menurut Mualem, pengembangan komoditas unggulan seperti padi dan jagung dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat basis ekonomi desa.


“Potensi lainnya yang bisa dikembangkan komoditas kopi Aceh yang terdapat di wilayah Aceh Tengah dengan kualitas terbaik sudah dikenal dunia, karena sudah sejak lama diekspor ke luar negeri,” katanya.


Mualem turut mengundang Menteri Pertanian dan Perikanan Wilayah Utara Australia untuk berkunjung ke Aceh agar dapat melihat langsung potensi besar yang dimiliki provinsi itu, baik di sektor peternakan maupun pertanian.


Menteri Gerard Maley menyambut baik inisiatif tersebut dan menyatakan kesiapannya mendukung program kerja sama konkret di lapangan. Ia menilai Aceh memiliki potensi yang kuat untuk menjadi mitra strategis dalam penyediaan bahan pangan regional, terutama dalam hal sapi potong dan bibit unggul.


“Untuk kunjungan ke Aceh, mungkin kami akan mengirimkan pejabat terkait ke sana, supaya bisa melihat langsung untuk keperluan kerja sama ini,” ujar Maley.


Ia juga membuka peluang bagi generasi muda Aceh untuk belajar langsung ke Australia Utara guna memperdalam pengetahuan di bidang peternakan dan pertanian, sebagai upaya menciptakan sumber daya manusia yang kompeten di sektor pangan.


Pertemuan tersebut turut dihadiri Ketua Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Jamaluddin, S.H., M.Kn, serta Staf Khusus Gubernur Aceh T. Irsyadi. Dari arah kebijakan yang dibangun, kerja sama ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi tumbuhnya investasi produktif yang berdampak langsung bagi masyarakat pedesaan, sekaligus memperkuat fondasi ekonomi daerah berbasis potensi alam Aceh.



 (Kamalruzamal)

Komentar

Tampilkan

Terkini