Lampumerahnews.id
Jakarta - Buruh Koperasi TKBM Sunda Kelapa merupakan para pekerja buruh tradisional yang berasas kan metode kekeluargaan, selain itu sumber pencarian para pekerja nya pun hanya mengandalkan perahu layar untuk mengangkut bahan pokok ke pulau-pulau yang tak bisa di masuki oleh kapal-kapal besar.
Ketua koperasi TKBM Sunda kelapa Suwadi memaparkan sistem waktu kerja para buruh nya yang bernaung di koperasi.
"Bicara soal buruh Sunda kelapa, walaupun semua buruh di sini memiliki KTA tapi sistem kerja nya musiman, bisa di sebut buruh musiman karena pada waktu musim tanam ataupun musim panen di kampung nya mereka harus pulang, tetangga nya hajatan pun harus pulang, jadi pekerjaan di sini hanya di jadikan sampingan saja, nah di kampung nya pekerjaan utama mereka, istilah nya mereka terikat tapi tak terikat , dan masa usia mereka bekerja pun tidak bisa mengikuti ketentuan yang berlaku di dinas tenaga kerja, karena kendala SDM nya masih kurang di lihat dari tingkat resiko dan juga pekerjaan yang berat sehingga kami di sini bukan tidak mau merekrut anggota baru tapi kondisi pekerjaan nya lah yang kebanyakan orang baru tidak kuat, "papar nya, di koperasi TKBM Sunda Kelapa. (5/6).
Selain itu PBM pun menyesuaikan situasi dan kondisi, regulasi yang koperasi buat tidak bisa mematok harga, karena akan berimbas langsung kepada pedagang.
"PBM di sini menyesuaikan situasi dan kondisi bila mereka memaksakan harga maka pedagang nya akan terimbas, pedagang di sini melayani daerah-daerah yang tinggal di kepulauan terpencil bila biaya terlalu mahal maka di daerah tidak bisa menjual dagangan, apalagi Sungai Selang, bila tidak ada perahu layar maka penduduk nya tidak bisa makan, karena di sana tidak ada pertanian, semua kebutuhan bahan pokok nya di beli dari Jakarta dan di sana hanya bisa di tempuh oleh perahu layar yang berkapasitas di bawah 350 ton, lebih dari segitu tidak bisa masuk, "ungkap nya.
Dia juga katakan Pelabuhan yang di katagori kan sebagai pelabuhan rakyat , sehingga setiap langkah dan kegiatan dengan kaki rakyat.
" Artinya jika kami mengikuti regulasi yang telah di tentukan efek nya kami. tidak bisa jalan, apalagi sekarang barang ke sungai selang sudah mulai melalui jalan darat, awalnya di muat di kapal Roro walaupun biaya nya tinggi tapi cepat sampai ke Batam dan di lanjut kan melalui jalan darat, tapi pakai perahu layar kedatangan barang bisa sampai 20 hari malah 1 bulan , yang harus segera di benahi adalah fasilitas dan infrastruktur juga alur laut bila kita menengok kisah tahun 1996 lalu , kita ambil contoh pembangunan tanggul saja belum rampung padahal sudah berkali-kali ganti vendor entah apa masalah nya."ungkapnya.
Sementara itu Ramli, Sekretaris Umum Serikat Pekerja Maritim Indonesia ikut angkat suara terkait statement Presiden pada saat perayaan May Day di Monas.
" Saat May Day di Monas, Presiden dengan lantang bicara soal kenaikan upah buruh, tapi apakah pemerintah bisa turun ke Pelabuhan Sunda Kelapa untuk cek sendiri, dengan kondisi seperti ini apakah bisa hal itu di terapkan di sini? Tapi bila pemerintah turun tangan benahi ini otomatis kesejahteraan yang di gadang-gadang bisa kami rasakan, perlu menjadi catatan pemerintah, dan KSPSI untuk segera menanggapi masalah di sini, kami berharap pemerintah ataupun kementerian terkait mau anjangsana ke koperasi TKBM Sunda kelapa untuk melihat dari dekat dan berkomunikasi langsung kepada PBM, Buruh , para pengurus untuk menyamakan persepsi, " Lirih nya.
Di penghujung wawancara Nur Iswanto yang di sapa Iwan, Ketua Bidang OKK SPMI menegaskan.
"Pemerintah harus hadir dan segera mengkondisikan kedalaman laut untuk kapal-kapal domestik ataupun kapal asing, agar keadilan pembagian zona sandar kapal bisa di rasakan dan tentunya aktifitas kegiatan bongkar muat ramai kembali, otomatis para pekerja bongkar muat bisa mendapatkan upah yang lebih baik , dan soal infrastruktur kami meminta agar segera selesai , para pihak yang berkepentingan jangan saling menghambat agar keadilan bisa di rasakan, "tegas nya.