-->
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIBqT-OUa9jEiq7Y9uWvEHU21SukZMSTRfLaLx0KdplJ_yfjH-i7OPr8bce05ALbCWpWjujNUD4MVagpNnbneabAIH3qHmMkP-uGzdd_my4I7drwKvgG1F_ZM7b6R7CieebuQjCxQJ8TI3mYiVWyF-TSJ7KX9lE3xDHHZlwljYMKhxPV41s9zoOtqn0Tk/s1350/1001703115.png"

Bertemu Wamenkes, Gubernur DKI Bahas Penanganan Komprehensif Penyakit TBC

lampumerahnews
Jumat, 14 November 2025, 10.31 WIB Last Updated 2025-11-14T03:31:53Z

LAMPUMERAHNEWS.ID 

Jakarta-Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menerima audiensi Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Benjamin Paulus Octavianus di Balai Kota Jakarta, Kamis (13/11/2025).


Pertemuan membahas penanganan komprehensif penyakit tuberkulosis (TBC) di Jakarta melalui gerakan Temukan, Obati, Sampai Sembuh (TOSS).


Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Pramono menyampaikan bahwa Pemprov DKI Jakarta terus memperkuat gerakan TOSS (Temukan, Obati, Sampai Sembuh) TBC sebagai langkah nyata agar masyarakat semakin sadar, berani memeriksakan diri, dan menjalani pengobatan hingga tuntas.


"Oleh karena itu, kita bersyukur dengan Pak Wamenkes ini karena beliau sangat concern terhadap TBC, beliau memang ahli TBC. Maka, program TOSS yang kemarin diadakan di Bundaran HI itu adalah salah satu ide beliau. Lalu, kemarin beliau sudah turun ke lapangan bersama Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk melihat, memotret, bagaimana persoalan tentangTBC yang ada di Jakarta," ujar Gubernur Pramono.


Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa salah satu langkah inovatif lain yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dalam pencegahan TBC adalah membentuk Kampung Siaga TBC. Hal ini sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam memberikan edukasi, pendampingan, dan dukungan kepada pasien yang sedang menjalani pengobatan.


"Kami menargetkan pada tahun 2030, seluruh RW di Jakarta menjadi Kampung Siaga TBC yang aktif dan berkomitmen untuk menuntaskan TBC. Hingga saat ini, telah terbentuk 563 Kampung Siaga TBC berbasis RW di seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta. Dari sisi pelayanan, penanganannya telah dikembangkan di 832 fasilitas kesehatan, yang mencakup 330 puskesmas, 118 rumah sakit swasta, 53 rumah sakit pemerintah, 265 klinik swasta, 46 klinik pemerintah, dan 20 tempat praktik mandiri dokter," ujar Gubernur Pramono.


Ia juga menilai bahwa sektor pendidikan turut berperan aktif dalam mengedukasi siswa dan guru mengenai pencegahan TBC. Tak hanya itu, pengelola rumah susun dan komunitas warga juga turut membantu memperluas pemeriksaan di kawasan hunian padat.


"Ini juga dilalukan oleh OPD lainnya bersama dengan puskesmas untuk melakukan skrining kesehatan rutin, serta menyediakan ruang isolasi bagi pasien TBC. Bahkan, kampanye keluarga sadar TBC, menggerakkan kader PKK dan dasawisma untuk deteksi dini di tingkat rumah tangga, ikut digencarkan. Maka, kami mendorong partisipasi aktif warga bergerak bersama, untuk mewujudkan kota yang sehat dan bebas dari TBC," papar Gubernur Pramono.


Sementara itu, Wamenkes RI, Benjamin Paulus Octavianus, mengungkapkan, salah satu amanah Presiden kepada Kementerian Kesehatan, adalah memberantas penyakit TBC di Indonesia. Menurutnya, jika Indonesia ingin menjadi negara maju, salah satu indikatornya adalah pemberantasan TBC dilakukan secara komprehensif.


"Saat ini, kita sedang membentuk Perpres baru untuk revisi Perpres No. 67 Tahun 2021, akan diubah, karena tadinya melibatkan 15 kementerian akan menjadi 35 kementerian dan badan termasuk TNI dan Polri. Kenapa? Karena, pemberantasan TBC bukan hanya segera ngobatin pasien yang sakit. Kita tadi dengan Dinkes DKI sudah atur bagaimana obat harus ada, diagnosa harus ada, alat-alat dilengkapi, tapi itu nggak cukup. Karena, orang sakit TBC kan karena faktor gizi, karena daya tahan tubuh yang turun. Maka, kami tadi dengan Pak Gubernur mengatur termasuk hal-hal teknis yang di luar medis," pungkas Wamenkes Benjamin.

kipray

Komentar

Tampilkan

Terkini