Lampumerahnews.id
Jakarta-Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menerima kunjungan Centre for Liveable Cities Singapore di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (06/10/2025).
Melalui kolaborasi dengan C40 Cities Finance Facility (CFF), Jakarta telah mengimplementasikan uji coba 100 bus listrik pada 2019, serta menjalankan program Hospitals Improvement for Green and Just Recovery pada 2025. Program ini mencakup pemasangan panel surya di atap dan peningkatan efisiensi energi pada 28 rumah sakit milik pemerintah kota, dengan tujuan menekan emisi karbon dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Dalam kunjungan ini, Pramono memaparkan rencana dan strategi transformasi Jakarta menuju kota global yang berkelanjutan dan layak huni.Upaya meningkatkan peringkat Jakarta dari 74 menuju 50 top kota global pada 2045 juga dijelaskan Pramono dalam pertemuan ini.
Ia mengapresiasi lembaga tersebut yang menjadikan Jakarta sebagai bagian dari kegiatan 15th Leaders in Urban Governance Programme 2025.
Menurutnya, Jakarta dan Singapura menghadapi tantangan serupa sebagai kota besar yang tumbuh pesat. Tantangan ini menjadi tanggung jawab bersama untuk memastikan Jakarta layak huni, berkelanjutan, dan tangguh bagi generasi kini maupun mendatang.
“Kami menargetkan Jakarta masuk dalam 50 kota terbaik di dunia pada 2030, dan menjadi bagian dari 20 besar pada 2045. Ambisi ini tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari aspek keberlanjutan, ketahanan, dan inklusivitas. Kami berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 30 persen pada 2030, dengan target yang lebih ambisius, yakni 50 persen, serta mewujudkan net zero emission pada 2050,” paparnya.
Gubernur Pramono juga menjelaskan sejumlah target ke depan, di antaranya mengubah seluruh armada bus Transjakarta menjadi bus listrik untuk menekan emisi sektor transportasi, serta mendesain ulang jalan kota agar lebih ramah bagi pejalan kaki dan pesepeda demi mobilitas yang aman dan berkelanjutan.
“Transformasi Jakarta juga meluas ke wilayah sekitarnya. Transjakarta, sistem Bus Rapid Transit (BRT) kebanggaan kota, kini memperluas jangkauannya hingga kawasan Jabodetabek untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah, mengurangi kemacetan, dan mendorong mobilitas perkotaan berkelanjutan lintas batas kota,” jelasnya.
Selain itu, Pemprov DKI juga membangun fasilitas waste-to-energy guna menekan emisi metana dari tempat pembuangan akhir, melakukan retrofitting bangunan publik agar lebih hemat energi, serta memperluas ruang terbuka hijau. Salah satu contohnya adalah revitalisasi Taman Bendera Pusaka di Jakarta Selatan yang kini terintegrasi langsung dengan jaringan transportasi publik.
“Maka dari itu, Jakarta telah membuka lima taman yang beroperasi selama 24 jam untuk masyarakat, yakni Taman Lapangan Banteng, Taman Menteng, Taman Langsat, Taman Ayodya, dan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu. Upaya ini menjadi langkah nyata dalam memperluas ruang hijau kota,” tambah Gubernur Pramono.
Seiring pertumbuhannya menuju kota global, Jakarta juga menghadapi tantangan iklim yang kompleks, mulai dari ketergantungan energi dan rendahnya pemanfaatan energi terbarukan, hingga ancaman perubahan iklim dan degradasi lingkungan. Tantangan ini justru menjadi peluang untuk mengembangkan energi bersih, mendorong elektrifikasi transportasi, serta memperluas penerapan standar bangunan hijau. Langkah-langkah tersebut tidak hanya mengurangi emisi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja berkualitas, menumbuhkan inovasi, sekaligus memperkuat daya saing kota.
“Melihat hal ini, kami telah mencatat sejumlah capaian penting, seperti memperkenalkan bus listrik untuk seluruh armada Transjakarta pada 2030, mendorong pertanian kota, mengolah sampah menjadi energi terbarukan, dan melakukan restorasi mangrove untuk meningkatkan serapan karbon. Melalui inovasi tersebut, diharapkan Jakarta mampu mengubah tantangan iklim menjadi sumber pertumbuhan dan ketahanan kota,” pungkas Gubernur Pramono.
kipray