LAMPUMERAHNEWS.ID
Jakarta - lampumerahnews. DPRD Provinsi DKI Jakarta mendesak PT Transjakarta agar meningkatkan transparansi dan akuntabilitas terkait keselamatan layanan.
Hal ini buntut terjadinya tiga kali kecelakaan bus pada September 2025.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Dwi Rio Sambodo, menekankan perlunya laporan terbuka kepada publik mengenai hasil evaluasi keselamatan, termasuk audit dan perbaikan sumber daya manusia (SDM) maupun kondisi armada bus.
“Transjakarta harus meningkatkan akuntabilitas dengan menyampaikan laporan terbuka dan berkala kepada publik mengenai hasil evaluasi keselamatan,” kata Rio dari keterangannya pada Senin (29/9/2025).
Menurutnya, keterlibatan publik dalam laporan transparan menjadi bentuk pertanggungjawaban akhir dari sebuah layanan publik.
Rio juga mengusulkan agar setiap pramudi bus yang terlibat insiden kecelakaan diwajibkan menjalani proses sertifikasi ulang sebelum kembali bertugas.
“Wajib menjalani proses resertifikasi sebelum diizinkan kembali bertugas,” ujar Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta ini.
Selain itu, Rio mendukung penuh evaluasi menyeluruh setiap enam bulan sekali demi membangun kultur keselamatan yang berkelanjutan.
“Materi pelatihan dan sertifikasi harus terus diperbarui, komunikasi dengan pramudi juga harus dilakukan secara intensif,” jelas Rio.
Lebih jauh, Rio mendorong Transjakarta melakukan audit pada proses perekrutan, pelatihan, dan sertifikasi pramudi.
Dia juga menekankan pentingnya percepatan pemasangan teknologi Advanced Driver Assistance Systems (ADAS) di seluruh armada.
“Kombinasi itu akan menciptakan safety net guna mendeteksi potensi kantuk, penyimpangan jalur, dan pelanggaran kedisiplinan berkendara secara real time,” imbuhnya.
Rio mengusulkan pembentukan tim pengawas independen untuk memantau perilaku pramudi di lapangan.
Sistem pengawasan itu, lanjutnya, harus diiringi dengan skema penghargaan dan hukuman yang jelas.
“Pramudi berprestasi perlu diapresiasi, sementara pelanggar aturan keselamatan harus dikenai sanksi tegas, progresif. Tidak toleran yang hasil pemantauannya diumumkan secara internal sebagai bahan edukasi,” tuturnya.
Rio juga meminta pengecekan teknis (spot check) dilakukan secara rutin terhadap sistem rem, kemudi, dan ban bus, disertai kepatuhan terhadap jadwal perawatan.
“Jadwal perawatan berkala dipatuhi secara ketat dengan menerapkan sanksi tegas bagi setiap pelanggaran prosedur maintenance,” pungkas Rio.
Diketahui, Direktur Utama PT Transjakarta Welfizon Yuza dicecar pertanyaan saat rapat kerja dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta pada Selasa (23/9/2025) lalu.
Anggota dewan mempertanyakan evaluasi dan pembinaan terhadap mitra operator akibat kecelakaan terus berulang.
Meski demikian, Welfizon mengklaim angka kecelakaan atau accident rate Transjakarta turun berdasarkan data dari tahun 2022 hingga Agustus 2025 ini.
Tak hanya itu, fatality rate atau dampak fatal dari kecelakaan yang melibatkan armada bus Transjakarta masih bertahan di angka 0 persen.
“Dari tahun 2022 (accident rate) di angka 0,55; kemudian 2023 menjadi 0,5; dan di tahun 2024 secara konsisten turun menjadi 0,36 sampai Agustus 2025 di angka 0,32,” ucapnya.
Welfizon menjelaskan, mengacu pada Peraturan Kementerian Perhubungan (Permenhub) Nomor 85 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Angkutan Umum, accident rate dihitung dari jumlah kecelakaan per 100.000 kilometer.
Mengacu pada data tersebut, terlihat angka kecelakaan yang melibatkan Transjakarta terus turun sejak 2022 lalu.
[Sony]