-->
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIBqT-OUa9jEiq7Y9uWvEHU21SukZMSTRfLaLx0KdplJ_yfjH-i7OPr8bce05ALbCWpWjujNUD4MVagpNnbneabAIH3qHmMkP-uGzdd_my4I7drwKvgG1F_ZM7b6R7CieebuQjCxQJ8TI3mYiVWyF-TSJ7KX9lE3xDHHZlwljYMKhxPV41s9zoOtqn0Tk/s1350/1001703115.png"

Resiko genangan, Sudin SDA Jakut rampungkan pembangunan saluran Jalan Bugis - Enim 2

lampumerahnews
Rabu, 10 September 2025, 13.21 WIB Last Updated 2025-09-10T06:21:38Z



Lampumerahnews.id

JAKARTA, Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Kota Administrasi Jakarta Utara memberikan penjelasan terkait sorotan publik atas program pengelolaan dan pengembangan sistem drainase terhubung langsung dengan sungai. Program tersebut diwujudkan melalui pembangunan saluran di Jalan Bugis, Kelurahan Kebon Bawang, serta sisi barat Jalan Enim 2, Kelurahan Sungai Bambu, Kecamatan Tanjung Priok.


Pembangunan saluran ini menggunakan konstruksi precast U-Ditch, yakni elemen beton cetakan pabrik berstandar yang dinilai mampu mempercepat waktu pelaksanaan sekaligus menjaga kualitas pekerjaan.


Namun, di lapangan pekerjaan sempat menemui sejumlah kendala teknis, salah satunya keberadaan pohon pelindung yang mengharuskan adanya penebangan.


Kepala Seksi Pembangunan dan Peningkatan Drainase Sudin SDA Jakarta Utara, Boris Karlop Lumbangaol, membenarkan hal tersebut. Ia menegaskan bahwa proses penebangan pohon sudah sesuai prosedur, setelah pihaknya mengajukan izin dan memperoleh rekomendasi teknis dari instansi berwenang.


“Yang melakukan penebangan bukan dari pihak kami, baik Sudin SDA maupun rekanan. Kami hanya bermohon dan mengganti pohon penggantinya. Sesuai izin, ada tujuh pohon yang ditebang dan kami ganti dengan 21 pohon,” jelas Boris, Kamis (4/9/2025).


Sebanyak 21 pohon pengganti berdiameter lebih dari 20 cm dengan ketinggian 3–5 meter telah diserahkan kepada Dinas Taman dan Hutan Kota DKI Jakarta. Pohon-pohon tersebut kemudian ditanam di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kebagusan, Jakarta Selatan.


Selain itu, Boris juga menjelaskan teknis pembangunan yang tidak seluruhnya menggunakan benol atau lantai kerja. Hal ini dikarenakan kondisi lapangan yang tidak memungkinkan, sebab saluran pembuangan warga tidak bisa ditutup total.


“Kendalanya, kalau benol dilakukan, maka saluran pembuangan warga harus ditutup atau dialihkan. Itu jelas menimbulkan komplain. Jadi kami ambil langkah teknis sesuai kondisi lapangan,” ujarnya.


Meski demikian, ia menegaskan bahwa semua pekerjaan tetap mengacu pada volume dan kualitas, dengan pengawasan ketat dari dinas serta masukan masyarakat.


Proyek pembangunan saluran penghubung precast U-Ditch ini dikerjakan oleh PT Buhid Pilar Persada sejak Juli 2025 dan kini telah rampung dengan nilai kontrak mencapai Rp3 miliar. Tujuannya adalah memperlancar aliran air warga agar terhubung langsung ke kali, sekaligus mengurangi risiko banjir dan genangan.


Penggunaan U-Ditch dipilih karena keunggulannya yang mampu mengelola air hujan maupun limbah, mudah dipasang, serta memiliki daya tahan tinggi terhadap lalu lintas dan cuaca ekstrem.


“Dengan adanya saluran baru ini, diharapkan kualitas hidup warga meningkat, risiko banjir menurun, dan infrastruktur kota tetap terjaga,” tutup Boris.


kipray

Komentar

Tampilkan

Terkini