Lampumerahnews.id
Jakarta-Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung meninjau lokasi hilir kali Krukut di Petogogan, Jakarta Selatan, Jumat (7/11/2025).
Peninjauan ini dilaksanakan dalam rangka rencana normalisasi aliran kali Krukut sepanjang 1,3 kilometer yang terbentang dari Tarakanita hingga Jembatan Tendean guna mengurangi intensitas banjir yang kerap terjadi di wilayah Kemang, Jakarta Selatan.
Gubernur Pramono menyampaikan, Kali Krukut merupakan salah satu saluran utama di wilayah Jakarta Selatan yang memiliki fungsi penting dalam mengalirkan air hujan dari kawasan tengah kota menuju hilir. Namun, di beberapa titik terutama di sekitar Kelurahan Petogogan, kondisi aliran Kali Krukut mengalami penyempitan, sehingga menimbulkan banjir di kawasan Jakarta Selatan, terutama di wilayah Kemang dan sekitarnya.
“Karena saya tinggal tidak jauh dari sini, saya tahu betul bagaimana dampaknya. Dan hari ini saya melihat langsung salah satu titik penyebab utama banjir, karena aliran sungainya sudah tidak normal,” ujar Gubernur Pramono.
Ia menambahkan, banyak bangunan yang berdiri di atas badan sungai, sehingga menghambat aliran air ketika curah hujan tinggi. Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan normalisasi Kali Krukut sepanjang 1,3 kilometer.
"Sepanjang 1,3 kilometer akan kita normalisasi. Kalau tidak dilakukan, apapun upaya, seperti pengerukan dan penggalian, tidak akan cukup. Dampaknya, bila di sini banjir, kawasan Kemang Village, Kem Chicks, dan sekitarnya pasti ikut terdampak, karena airnya tidak bisa turun dan mengalir,” jelasnya.
Ia menyebut, penanganan Kali Krukut akan dilakukan bersamaan dengan Kali Mampang yang bermuara di belakang Museum Satria Mandala. Kedua aliran sungai ini menjadi fokus utama dalam upaya pengendalian banjir di Jakarta Selatan.
Lebih lanjut, Gubernur Pramono memastikan bahwa proses normalisasi akan dimulai pada 2026. Pada tahap awal, akan dilakukan penetapan lokasi (penlok) dan pembebasan lahan yang terdampak.
“Sungai-sungai di Jakarta memang berada di bawah koordinasi Kementerian PUPR. Tapi, pelaksanaan di lapangan menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kami tidak bisa menunggu terlalu lama. Jadi, kami akan keluarkan penlok, lakukan pembebasan lahan, dan setelah itu normalisasi akan berjalan,” tegasnya.
Program normalisasi Kali Krukut sejatinya telah direncanakan lebih dari sepuluh tahun lalu, namun belum terealisasi. Gubernur Pramono menegaskan tekadnya untuk mengeksekusi rencana tersebut.
“Program ini sudah direncanakan sejak lama, tapi belum pernah dieksekusi. Bismillah, kali ini kita laksanakan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum, menjelaskan bahwa rencana normalisasi Kali Krukut akan dimulai dari segmen Tarakanita hingga Jembatan Tendean dengan total panjang 1,3 kilometer. Dari panjang tersebut, sekitar 360 meter akan menjadi prioritas utama untuk tahap awal.
“Kedatangan Bapak Gubernur hari ini sekaligus menjadi penanda dimulainya pengukuran dan pendataan bangunan yang akan terdampak. Dari total 1,3 kilometer itu, sekitar 360 meter akan kami prioritaskan, mulai dari segmen Tarakanita hingga pertigaan sekitar lokasi ini,” jelas Ika.
Berdasarkan data Dinas SDA DKI Jakarta, untuk menjalankan proyek normalisasi ini, lahan yang perlu dibebaskan mencapai 1,52 hektare, meliputi 65 bidang tanah. Untuk wilayah Kelurahan Petogogan, pendataan bidang terdampak telah dilakukan, sedangkan di sisi Kelurahan Pela Mampang, proses pendataan kebutuhan lahan normalisasi masih berlangsung.
"Kami akan berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait, termasuk warga yang terdampak, agar prosesnya berjalan lancar dan transparan,” pungkas Ika.
kipray


