Lampumerahnews.id
JAKARTA – Dalam rangka menyambut HUT PERPUSNAS, Kegiatan Kelas Literasi Budaya Nusantara, yang diselenggarakan di Media Center, Perpustakaan Nasional RI, Jln. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.(14/5).
Sebuah proposal yang kuat berhasil menembus UNESCO dan mendapatkan pengakuan internasional dengan nilai yang sangat memuaskan. Keris, sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, kini telah diakui sebagai Warisan Budaya oleh UNESCO, 25 Nopember 2005 berkat pengajuan yang mendalam dan komprehensif yang mencakup tujuh aspek penting dalam keberadaannya.
Diskusi dipandu oleh Danu Wibowo dari KemenBud.
Berikut ini adalah tujuh aspek yang diangkat dalam proposal tersebut, yang tidak diketahui orang banyak kecuali aspek mistisnya saja. Tujuh aspek itu antara lain:
1. Aspek Sejarah, keris memiliki jejak sejarah dengan bukti arkeologis yang ditemukan dalam berbagai prasasti batu. Salah satunya adalah penemuan kata "keris" dalam prasasti kuno Karang Tengah, Magelang, Jawa Tengah, yang berasal dari tahun 748 Saka (824 Masehi). Sejarah keris juga diwarnai dengan kisah roman sejarah Empu Gandring dalam naskah Pararaton, yang mengisahkan tentang pembunuhan Empu Gandring oleh Ken Arok, yang kemudian menjadi Raja Sri Rajasa Bhatara Sang Amurwhabumi.
2. Aspek Fungsi Sosial Seiring berjalannya waktu, keris bukan hanya digunakan sebagai senjata, tetapi juga menjadi simbol kehidupan masyarakat. Di dalam struktur sosial keraton, keris menggambarkan kedudukan seseorang, mencerminkan status sosial, dan menjadi simbol identitas diri. Keris telah bertransformasi menjadi bagian penting dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa.
3. Aspek Tradisi, Indonesia kaya akan tradisi yang terus dilestarikan hingga kini. Salah satunya adalah tradisi kitab pusaka yang diselenggarakan di berbagai daerah, termasuk di keraton. Tradisi Sidikara dan Pasupati Tumpek Landep di Bali menunjukkan bagaimana keris dirawat dan dijaga untuk menjaga energi metafisiknya, menjadikannya bukan hanya warisan budaya, tetapi juga tradisi yang hidup dan dihormati.
4. Aspek Filosofi. terkandung dalam ungkapan "Manunggaling Kawula Gusti" menggambarkan simbolisme "Lingga dan Yoni," yang merepresentasikan perpaduan antara "Bapa Angkasa" dan "Ibu Pertiwi." Disimbolkan warangka dan bilahnya dalam bahasa Jawa : _Curiga manjing warangka._ warangka keris dan hulu keris memggambarkan bahtera yang seolah mengarungi lautan, bermakna mendalam mengarungi kehidupan dengan selalu berupaya menuju kebaikan, mencerminkan keseimbangan alam dan kehidupan manusia.
5. Aspek Teknologi Keunikan keris juga terletak pada teknologinya. Alur pamor yang ada pada bilah keris adalah hasil karya tangan para Empu yang menggunakan teknologi canggih pada masanya. Setiap keris dibuat dengan desain pamor yang sangat beragam, menunjukkan keahlian teknik dan seni yang luar biasa dalam pembuatan senjata tradisional ini.
6. Aspek Seni Keris, merupakan karya 'seni rupa' yang memiliki nilai estetika tinggi. Motif pamor yang ada pada keris tidak hanya menunjukkan keindahan, tetapi juga memiliki makna yang mendalam. Kreativitas para Empu dalam merancang motif pamor menjadi bukti bahwa keris bukan sekadar senjata, melainkan sebuah karya seni yang mengagumkan. Jika Barat ada senirupa abstrak abad 19, pamor keris merupakan senirupa yang sdh ada sejak lama.
7. Aspek Mistik Keris juga memiliki dimensi mistik yang tak terpisahkan. Dalam ajaran Sastrajendra Hayuningrat Pengruwating Diyu, keris diyakini memiliki kekuatan ghaib yang dapat memberikan energi positif bagi pemiliknya. UNESCO pun mengakui bahwa aspek mistik ini turut memperkaya nilai sejarah dan budaya keris, menjadikannya lebih dari sekadar benda fisik, tetapi sebagai simbol kekuatan spiritual.
Dalam kesempatan baik ini Komunitas Cinta Budaya ( KCB ) menyerahkan buku Keris for Peace and Humanity kepala Perpusnas.
Romo Toni Junus, salah seorang ahli budaya keris yang terlibat dalam pengajuan proposal ini, mengungkapkan, "Alasan utama mengapa keris layak diakui oleh UNESCO adalah karena keris bukan hanya benda fisik, tetapi juga merupakan simbol budaya yang sarat dengan makna sejarah, sosial, tradisi, filosofi, teknologi, seni, dan mistik."
Dengan pengakuan ini, keris kini resmi tercatat dalam daftar Warisan Budaya dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang kaya akan warisan budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang.
kipray